Aku
duduk di dapur, terdengar dari ruang tengah suara dua orang laki-laki
terbahak-bahak.
“Apa
nama kontak yang cocok kita buat untuk salim” kata pak A.
“Salim
sabar aja bang” kata Pak B.
“Gak
usah, Salim duda merana aja” kata Pak A. Lalu terdengar tawa keras mereka
memecah lamunan ku.
“Sama-sama
duda pun suka ngeledek” kata ku dalam hati.
Kasian
Salim yang ditinggal kawin istrinya. Sebenarnya ini tidak menjadi perhatian ku
jika aku tidak kenal siapa Salim. Lebih dari itu, Salim adalah sopir ojek
langganan ku selama 3 tahun sewaktu SMP. Kalau bisa di bilang Salim adalah
teman lama ku, Karena dulu kami cukup akrab walau jauh berbeda umur. Tiga tahun
berlangganan ojek membuat ku sedikit tahu watak Salim, tetapi itu tidak menjadi
bahan analisis ku kenapa Salim ditinggal kawin istrinya, ah bodoh amat.
Disebabkan pernah cek-cok antara tukang ojek dan langganan ,setelah tiga tahun
kontrak habis, hubungan kami merenggang bahkan tidak bertegur sapa sampai
sekarang. Sebenarnya sekarang aku sudah mau menyapa, cuma aku jarang berjumpa
dengannya dan aku sedikit gengsi.
Awalnya
aku tidak berminat akan cerita Salim yang ditinggal kawin istrinya, bahkan aku
juga acuh tak acuh mengenai gosip dirinya di kampung ini. Dikarenakan masih ada
hubungan sedikit penting dengan keluarga kami, status duda Salim memberikan
sedikit kekecewaan. Bukan untuk ku, tapi adik ku. Adik ku paling bungsu yang
menginjak umur 13 tahun kini telah lulus SMP. Lagi-lagi ayah ku ingin
mengontrak Salim menjadi ojek langganan untuk mengantar adik ku ke sekolah.
Barangkali Salim lebih bisa dircayai dan juga lumayan akrab dengan keluarga
kami. Sayangnya kali ini ia menolak, alasannya dia tidak bisa angkut penumpang
di pagi hari lagi seperti masa SMP ku dulu. Dikarenakan sekarang ia punya
segudang pekerjaan dapur dipagi hari, yang dulu pekerjaan ini dikerjakan oleh
istrinya.
Nasib
berubah kearah yang tidak disangka-sangka ,nasib yang dialami Salim cukup
mengenaskan (ngenes). Kenapa aku katakana mengenaskan, sejauh yang diketahui orang-orang
di kampung, Salim merupakan suami yang setia tidak pernah selingkuh, jarang
keluar malam kecuali ada keperluan,tidak pernah minum alkohol, berjudi, dan
maling ayam, serta yang paling penting ia tidak pernah mogok kerja walau cuma
satu hari. Lantas apa yang membuat istrinya berpaling ke laki-laki lain padahal
mereka telah cukup lama berumah tangga dan membesarkan tiga orang anak , malahan
yang paling sulung sekarang sudah SMA.
“haa itu bukan bahasan penting, biarlah Salim
menduda!” pikir ku dalam hati.
Aku
bahkan mentertawai penolakannya untuk menjadi langganan adik ku. Bukan
penolakan nya yang membuat ku geli, melainkan alasan dibalik penolakan tersebut
yang menggambarkan kehidupan baru nya yang cukup merana pikir ku.
Lalu
mengapa aku tertawa geli akan perasaan merana yang di alami Salim . Bukan nya
itu cukup jahat mentertawai penderitaan orang. Bahkan aku merasa kondisi
mengenaskan yang dialami Salim sama dengan yang aku alami sekarang, hmm atau
bahkan lebih parah yang aku alami makanya aku berani mentertawainya. Bagi ku
hidup kadang perlu ditertawai, bersedih boleh secukupnya. Barangkali menyesali
nasib akan memperparah penderitaan, bukan karena tidak mencintai kehidupan yang
diberikan Tuhan. Akan tetapi, menyerah kepada nasib yang telah menimpa
merupakan jalan tawakkal pada-Nya. Tawakkal akan ketetapan yang telah Ia beri.
Aisyah Nazrouenn
BB Sumut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar